PKM PSDKU Politeknik Negeri Pontianak Dorong Inovasi Dodol Sawit & Pupuk Organik di Desa Sebarra
🌱 Pemberdayaan Masyarakat Lewat Inovasi Pangan dan Lingkungan
kalbarnews.web.id – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Politeknik Negeri Pontianak PSDKU di Kabupaten Sanggau melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di Desa Sebarra, Kecamatan Parindu, pada Kamis (25/09/2025).
Program ini berfokus pada inovasi pangan berbasis sawit dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan, yang menjadi langkah strategis mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Riset dan Pengembangan Kemdikbudristek 2025, sebagai bagian dari komitmen perguruan tinggi untuk membantu masyarakat memanfaatkan potensi alam sekitar.
🍬 Dodol Sawit: Diversifikasi Produk Unggulan Desa
Selama ini, kelapa sawit dikenal luas sebagai bahan baku utama CPO (Crude Palm Oil). Namun, tim PKM Polnep Sanggau memperkenalkan cara baru mengolah buah sawit menjadi dodol yang manis dan bergizi.
Program ini melibatkan Kelompok PKK Desa Sebarra yang selama ini menjadi penggerak kegiatan ekonomi rumah tangga.
“Kami ingin menunjukkan bahwa buah sawit tidak hanya untuk minyak, tetapi juga bisa diolah menjadi makanan ringan yang lezat dan bernilai jual tinggi. Harapannya, dodol sawit dapat menjadi oleh-oleh khas Sanggau,” ujar Yulius Beni, S.Fil., M.Si, anggota tim PKM.
Pelatihan yang diberikan meliputi pemilihan buah sawit berkualitas, teknik ekstraksi, proses memasak, hingga pengemasan produk. Dengan bimbingan ini, diharapkan dodol sawit dapat dipasarkan secara luas dan meningkatkan pendapatan keluarga di Desa Sebarra.
🌿 Pengelolaan Limbah Sawit Jadi Pupuk Organik
Selain inovasi pangan, PKM ini juga menyoroti pengelolaan limbah sawit agar tidak mencemari lingkungan.
Limbah padat seperti tandan kosong kelapa sawit (Tankos) yang biasanya terbuang percuma, kini diajarkan untuk diolah menjadi pupuk organik (kompos).
Menurut Marselus Hendro, SE., MP, anggota tim PKM, penggunaan pupuk organik dapat membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya mahal.
“Pengolahan limbah ini adalah kunci menuju pertanian berkelanjutan. Kami mengajarkan metode sederhana agar warga bisa memproduksi pupuk sendiri, sehingga ramah lingkungan dan lebih hemat,” jelasnya.
💼 Pelatihan Manajemen dan Pemasaran
Tak hanya fokus pada produksi, tim PKM juga membekali warga dengan pelatihan manajemen usaha dan pemasaran.
Ketua Tim PKM, Rahman Sastrawan, S.E., M.Ak, menjelaskan bahwa warga Desa Sebarra diajarkan cara membuat laporan keuangan sederhana, memanfaatkan media sosial untuk promosi, serta mendesain label produk agar lebih menarik di pasar.
“Tujuannya agar produk yang dihasilkan dapat bersaing dan memiliki nilai tambah. Dengan pemasaran yang baik, pendapatan masyarakat bisa meningkat,” kata Rahman.
🌍 Dampak Positif bagi Ekonomi dan Lingkungan
Program PKM Polnep Sanggau ini menjadi contoh nyata sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa dalam menciptakan ekonomi sirkular.
Melalui inovasi pangan dan pengelolaan limbah, masyarakat tidak hanya memperoleh sumber pendapatan baru tetapi juga turut menjaga kelestarian lingkungan.
Model pemberdayaan ini diharapkan bisa direplikasi di desa-desa lain yang memiliki potensi perkebunan sawit sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara lebih luas.
🔑 Kesimpulan
Keberhasilan PKM PSDKU Politeknik Negeri Pontianak di Kabupaten Sanggau menunjukkan bahwa inovasi sederhana seperti dodol sawit dan pupuk organik dapat menjadi solusi ganda: menggerakkan ekonomi lokal dan melestarikan lingkungan.
Dengan dukungan pendampingan dan edukasi berkelanjutan, Desa Sebarra kini memiliki peluang untuk dikenal sebagai sentra produk pangan inovatif dan pertanian berkelanjutan di wilayah Kalimantan Barat.
Cek juga artikel di platform di pontianaknews.web.id
