Kalbar Siap Jadi Poros Ekonomi Strategis Borneo Lewat Forum BIRD
kalbarnews.web.id Kalimantan Barat siap menegaskan posisinya sebagai poros ekonomi strategis di Pulau Borneo.
Komitmen ini disampaikan oleh Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan dalam pembukaan Borneo Intra-Regional Dialogue (BIRD) yang digelar di Aula Pendopo Gubernur.
Forum BIRD menjadi momentum penting bagi Kalbar untuk memperkuat kerja sama lintas wilayah dan negara.
Kegiatan ini menghadirkan pejabat pemerintah, pelaku usaha, akademisi, serta perwakilan konsul Malaysia.
Tujuannya jelas — memperkuat jaringan ekonomi dan membuka jalur kolaborasi baru antarprovinsi serta antarnegara di kawasan Borneo.
“BIRD bukan sekadar forum dialog, tetapi simbol semangat kolaborasi lintas batas di Pulau Borneo,” tegas Ria Norsan.
Membangun Poros Ekonomi Baru di Kalimantan
Ria Norsan menegaskan bahwa posisi geografis Kalimantan Barat sangat strategis.
Wilayah ini berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia Timur, dan menjadi pintu utama perdagangan lintas negara di kawasan barat Borneo.
Dengan potensi sumber daya alam dan infrastruktur yang terus berkembang, Kalbar dinilai layak menjadi pusat aktivitas ekonomi regional.
Pemerintah Provinsi Kalbar melihat BIRD sebagai wadah kolaborasi nyata antarwilayah di Borneo.
Melalui forum ini, pemerintah, dunia usaha, dan lembaga riset diharapkan dapat menyusun strategi bersama untuk memperkuat daya saing ekonomi.
Agenda utama meliputi peningkatan perdagangan, penguatan industri pengolahan, serta pengembangan infrastruktur logistik lintas batas.
“Forum ini menjadi langkah awal menuju integrasi ekonomi Borneo. Kalbar siap memainkan peran utama,” ujar Norsan.
Pertumbuhan Ekonomi Kalbar Melampaui Nasional
Dalam paparannya, Gubernur menyebutkan bahwa perekonomian Kalbar menunjukkan kinerja positif.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua tahun berjalan mencapai 5,59 persen (year on year).
Capaian ini merupakan yang tertinggi di antara seluruh provinsi di Kalimantan dan melampaui rata-rata nasional sebesar 5,12 persen.
Sektor utama yang mendorong pertumbuhan tersebut antara lain pertanian, industri pengolahan, perdagangan, dan transportasi.
Selain itu, ekspor Crude Palm Oil (CPO), karet, bauksit, serta produk olahan pertanian mengalami lonjakan signifikan.
Ria Norsan menjelaskan bahwa pemerintah daerah terus memperkuat infrastruktur pendukung ekonomi seperti pelabuhan, jalan lintas perbatasan, dan kawasan industri.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan potensi ekspor dan distribusi barang dari Kalbar ke Malaysia maupun wilayah Indonesia lainnya berjalan efisien.
Kolaborasi Lintas Wilayah dan Negara
BIRD diharapkan menjadi forum ekonomi regional yang rutin diselenggarakan.
Melalui dialog ini, pemerintah daerah di Borneo dapat memperkuat koordinasi dan menemukan solusi atas hambatan perdagangan lintas batas.
Selain sektor perdagangan, forum ini juga membahas kerja sama di bidang pariwisata, pendidikan, investasi hijau, dan energi berkelanjutan.
Isu keberlanjutan menjadi fokus utama mengingat kawasan Borneo memiliki ekosistem hutan tropis yang luas dan bernilai ekologis tinggi.
Perwakilan Konsulat Malaysia yang hadir dalam acara tersebut menyambut baik langkah Kalbar.
Mereka menyatakan kesiapan untuk meningkatkan kerja sama di bidang transportasi, logistik, serta pembangunan kawasan ekonomi perbatasan.
“Kami melihat potensi besar bagi kolaborasi antara Sarawak dan Kalimantan Barat dalam bidang industri dan perdagangan,” ujar salah satu perwakilan konsul.
Mendorong Transformasi Ekonomi Hijau
Selain memperkuat perdagangan dan investasi, Kalbar juga bertekad mengembangkan ekonomi hijau sebagai arah baru pembangunan daerah.
Ria Norsan menegaskan bahwa eksploitasi sumber daya alam harus dibarengi dengan tanggung jawab lingkungan.
Pemerintah provinsi kini mendorong pengembangan energi baru terbarukan dan investasi ramah lingkungan.
Potensi besar datang dari sektor bioenergi, perkebunan berkelanjutan, dan ekowisata.
Langkah ini diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian alam Borneo.
Dalam forum BIRD, beberapa pelaku industri juga memaparkan rencana investasi yang mendukung transformasi hijau tersebut.
Beberapa proyek sedang dirancang, termasuk pembangunan kawasan industri berbasis energi terbarukan di wilayah pesisir dan pedalaman.
Kalbar Sebagai Pusat Logistik Regional
Keunggulan geografis Kalimantan Barat menjadikannya lokasi ideal untuk pengembangan pusat logistik regional.
Posisi pelabuhan internasional di Kijing, Kabupaten Mempawah, menjadi titik strategis untuk memperlancar arus barang ekspor dan impor.
Ria Norsan menjelaskan bahwa dengan optimalisasi pelabuhan Kijing, Kalbar dapat menjadi gerbang utama logistik Indonesia bagian barat menuju kawasan ASEAN.
Selain itu, pemerintah daerah juga tengah memperkuat konektivitas antara pelabuhan, bandara, dan jalur darat lintas provinsi.
Langkah ini diharapkan dapat menekan biaya logistik dan mempercepat arus perdagangan antarwilayah di Pulau Borneo.
Kalbar pun berpotensi menjadi pusat distribusi utama bagi produk-produk unggulan dari provinsi tetangga seperti Kalimantan Tengah dan Timur.
Membangun Jaringan Ekonomi Borneo
Forum BIRD membuka ruang bagi kolaborasi jangka panjang antarwilayah Borneo.
Melalui pendekatan lintas batas, setiap provinsi dapat berkontribusi sesuai keunggulan masing-masing.
Kalbar, misalnya, akan menjadi pusat perdagangan dan logistik, sementara wilayah lain bisa fokus pada industri energi, pertambangan, dan pariwisata.
Pemerintah Kalbar juga mengundang investor untuk memperluas jaringan bisnis melalui skema kerja sama public–private partnership (PPP).
Dengan model ini, sektor swasta dapat berperan aktif dalam mempercepat pembangunan infrastruktur strategis tanpa membebani anggaran daerah.
“Kami terbuka terhadap investasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat,” kata Ria Norsan.
Harapan ke Depan
Melalui BIRD, Kalimantan Barat menegaskan diri sebagai pemain utama dalam kerja sama ekonomi Borneo.
Pemerintah provinsi berharap forum ini dapat menjadi agenda tahunan untuk memperkuat integrasi ekonomi kawasan.
Dengan dukungan pemerintah pusat dan kerja sama lintas negara, Kalbar siap menjadi poros ekonomi baru di Asia Tenggara.
Langkah-langkah konkret seperti pembangunan pelabuhan, kawasan industri, dan investasi berkelanjutan menjadi fondasi menuju visi tersebut.
“Kami ingin Kalbar tidak hanya tumbuh, tapi juga menjadi penggerak bagi kemakmuran Borneo secara keseluruhan,” tutup Ria Norsan.
Kesimpulan
Borneo Intra-Regional Dialogue bukan sekadar forum ekonomi, melainkan momentum strategis untuk mewujudkan Kalimantan Barat sebagai poros ekonomi Borneo.
Dengan sinergi pemerintah, pelaku usaha, dan mitra internasional, Kalbar bergerak menuju masa depan yang lebih kompetitif, inklusif, dan berkelanjutan.
Melalui visi besar ini, Kalimantan Barat menegaskan komitmennya untuk menjadi motor penggerak pembangunan lintas batas dan pusat pertumbuhan ekonomi baru di jantung Asia Tenggara.

Cek Juga Artikel Dari Platform baliutama.web.id
